Hari ini [theGadget!] mengunjungi Mega Komputer Bazaar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Hampir semua vendor besar punya booth di sini. Pengunjung pameran hari pertama ini belum begitu ramai — masih kalah ramai dibanding petugas-petugasnya.

Begitu masuk, tidak mudah untuk mendapatkan buku panduan atau katalog pameran. Petugas yang mau ditanya pun tidak ada. Akhirnya, [theGadget!] cuma jalan-jalan berkeliling. Ternyata, ada pameran fotografi di hall satunya lagi. Uniknya lagi, pada ruang tertentu, booth-booth dari kedua pameran ini saling campur aduk (konvergensi 🙂 kali ya?).

Di bagian kanan ruang penghubung Hall pameran fotografi dan komputer, terdapat fasilitas Free Internet Area. Ada enam unit laptop yang terdapat di situ. [theGadget!] bermaksud mencoba akses Internet tersebut. Baru saja memegang mouse, seorang petugas datang. “Maaf Mas, Internetnya belum di-set-up…”

Jalan-jalan keliling pun dilanjutkan. Sebagian besar booth kurang mau menampilkan fasilitas-fasilitas di mana pengunjung bisa menikmati “digital experience” sehingga kemudian tertarik memiliki teknologi tersebut. Namun yang terjadi, hampir di setiap booth, armada petugasnya dengan gigih membagi-bagikan selebaran yang berisi harga-harga produk…

Bagaimana mungkin kita bisa tertarik dengan sebuah produk kalau kita tidak tahu persis teknologinya seperti apa? Bukankah di pameran semacam ini pengunjung punya kesempatan untuk mencoba, mengalami dan bertanya ini-itu kepada petugas booth? Yang terjadi justru sebaliknya: petugasnya yang lebih banyak bertanya: “Mau beli yang mana Mas? Didiskon lho!”

Mungkin ada baiknya tajuk pameran ini “Mega Komputer Bazaar” diganti jadi “Mega Komputer Pasaar.” [G!]