Ketika BREW Ada di Ponsel

27, February, 2006

logo_brew.gifOperator seluler CDMA 20001x EV-DO Jepang, KDDI, pekan lalu mengumumkan kerja samanya dengan perusahaan televisi kabel, Tepco Cable Television Inc. Kedua perusahaan ini memperkenalkan solusi kode batang (bar code) melalui telepon seluler berkemampuan BREW untuk set top box TV.

Dengan sistem baru ini, informasi yang dibutuhkan untuk dapat menikmati siaran TV kabel bisa dibaca oleh pembaca kode batang berkemampuan Bluetooth dan kemudian didaftarkan melalui sistem pengelolaan pelanggan bernama Kanyu Kun, tanpa perlu repot-repot dengan proses otorisasi manual.

Solusi Binary Runtime Environment for Wireless (BREW) didesain untuk memenuhi kebutuhan yang beragam dan unik dari para operator nirkabel, pembuat peranti genggam, pencipta, dan pengembang. Itulah standar yang dirancang Qualcomm, dan kini pengembangannya terus dilakukan.

Sebagai hasil dari pendekatan ini, BREW memungkinkan penerbit, pengembang, operator, dan manufaktur perangkat genggam menciptakan dan menyampaikan layanan dan produk data nirkabel baru dengan minimum sumber daya dan investasi modal. “Jika Anda adalah salah satunya, Anda akan menemukan pintu masuk ke BREW, dengan hambatan yang sangat rendah. Itulah yang kini sedang terjadi. Sekarang,” tulis Qualcomm di situsnya.

Layanan dan produk BREW meliputi platform terbuka yang mendukung peranti lunak aplikasi dan sistem yang kukuh, termasuk antarmuka pengguna yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan branded peranti-peranti yang dipasarkan secara massal.

BREW memang tidak sedang bertarung dengan Java 2 Platform, Micro Edition (J2ME)–platform yang dikeluarkan Sun Microsystem yang hingga saat ini masih mendominasi handset GSM. Tapi seperti yang diungkapkan ahli BREW dari Qualcomm, Ted Nozaki, kepada penulis, sejumlah keunggulan yang dimiliki BREW jelas membuat pengembang aplikasi seluler tak bisa mengabaikannya begitu saja.

Saat ini tercatat setidaknya ada 45 operator komersial BREW, 35 manufaktur perangkat BREW komersial, dan 24 negara dengan layanan BREW. Hingga Juni 2005, pendapatan penerbit dan pengembang BREW di dunia sudah mencapai US$ 350 juta.

Di Indonesia, ketika layanan EV-DO secara komersial mulai dijalankan operator CDMA, otomatis handset berkemampuan BREW akan mulai menjangkau pengguna layanan seluler. Jadi tunggu saja.

egadget-Ibm-Logo2.gif Ilmuwan IBM hari ini mengumumkan mereka telah menciptakan sebuah chipset kecil berbiaya rendah yang memungkinkan perangkat elektronik nirkabel mengirim dan menerima data sepuluh kali lebih cepat dari jaringan WiFi (wireless fidelity) tercanggih saat ini. Dengan menggunakan teknologi pembuatan chip IBM yang disebut silicon germanium, chipset ini mampu mengirim dan menerima informasi dalam spektrum radio yang lebih kecil, tidak berlisensi dan dapat mengangkut data dalam jumlah yang lebih besar. Ini merupakan keunggulan tersendiri karena format media digital yang padat data, seperti HDTV, kini semakin merebak. Beberapa perusahaan elektronik sedang berupaya untuk menelusuri potensinya, termasuk memasukkan chipset ini ke dalam produk-produk mereka sebelum akhir tahun ini.

Kejarlah Daku Kau Kuboyong

25, August, 2005

DENGAN cepat, popularitas teknologi e-mail boyong alias push-mail merebak di Indonesia. Ibaratnya, e-mail-lah yang mengejar pemiliknya, bukan sebaliknya.

Keandalannya memang mempesona. Inilah metode pengelolaan e-mail yang memungkinkan surat elektronik langsung terkirim ke terminal akhir pelanggan tanpa harus ditarik (pull) dari server.

Dalam sistem tarik sebagaimana yang lazim digunakan dewasa ini, e-mail yang diterima disimpan dalam suatu server penerima, kemudian penerima mengambilnya dengan melakukan sambungan ke server melalui ponsel atau peranti genggam lainnya.

Jadi, kapan persisnya e-mail diterima, sangat bergantung pada keaktifan pengguna melakukan pengecekan melalui koneksi ke server.

Barangkali karena metode semacam inilah yang membuat komunikasi e-mail di ponsel tidak sepopuler pesan pendek (SMS) yang dapat langsung diterima pada saat itu juga di layar ponsel pengguna.

Namun, keterbatasan POP3 dan IMAP4 ini dapat diakali sistem push-mail dengan memanfaatkan teknologi GPRS (general packet radio service) yang selalu terhubung ke Internet.

Tak mengherankan, dalam tempo singkat, BlackBerry–merek pelopor layanan ini yang sangat populer di dunia–menjadi salah satu teknologi yang paling digemari di dunia saat ini.

Apalagi aplikasi buatan RIM, perusahaan asal Kanada ini, memungkinkan akses nirkabel tidak hanya terintegrasi dengan e-mail, tapi juga dengan telepon, manajemen informasi pribadi (PIM), dan aplikasi data perusahaan.

Pengguna seluler di Indonesia juga sudah bisa menikmati layanan ini setelah Indosat memboyong BlackBerry, Telkom mengusung Ventus, dan Excelcom menawarkan Wireless Email.

Pekan lalu, Indosat meluncurkan i-Memova, layanan e-mail boyong bagi pengguna pascabayar nonkorporat dan prabayar. Jika BlackBerry dan Ventus menggunakan antarmuka e-mail, i-Memova menggunakan pesan multimedia (MMS) untuk setiap e-mail yang diboyong ke ponsel.

Selain itu, dewasa ini cukup banyak penyedia peranti lunak e-mail boyong independen, seperti Space2go, MailX, Smartner, ProfiMail, dan ChatterMail, yang bisa mengakomodasi kebutuhan ini.

Tinggal mengunduh dan meng-install software tersebut di ponsel Anda, e-mail baru akan segera mengejar Anda di mana pun dan kapan pun.

Pilihan-pilihan ini sangat bergantung pada kebutuhan dan kemampuan kantong pengguna. Dengan manajemen yang bagus, penggunaan akses GPRS dan baterai ponsel bisa dihemat selama mengaktifkan layanan ini.

Jadi, kejarlah daku!

–Koran Tempo, 24/07/2005