Business by the Book

27, April, 2006

Bisakah menulis buku memberi manfaat bagi karir bisnis Anda? Menurut ahli pemasasaran Mike Schultz, jawabannya adalah "ya" — baik langsung maupun tidak. Menulis buku bukanlah sekadar merangkai kata jadi kalimat yang kemudian disusun jadi bab per bab. Tapi ada seninya di situ: bagaimana mempromosikan dan memasarkannya. Tak perlu jadi penulis yang cengeng yang hanya menunggu inisiatif promosi dari penerbit. Kalau perlu, rogoh saku sendiri untuk mempromosikannya — sebuah investasi yang tak bakal hilang sia-sia. Begini kata Business Week:

Every entrepreneur has heard the advice: If you want to stand out from the competition, write a book. But does becoming an author really pay off for small business owners? How does having a book affect a firm's bottom line? How important is it to hire professionals such as book agents, ghostwriters, and publicists? Mike Schultz, principal of the Wellesley Hills Group, of Framingham, Mass., decided to find out. [G!]

It’s the Links, Stupid

26, April, 2006

Anda sudah punya Blog? Kalau sudah, berarti Anda sudah berada di track yang benar. Blog memang sedang berkembang. Mulai dari karyawan hingga eksekutif korporat punya Blog sendiri. Mungkin ada baiknya Anda baca sebuah tulisan menarik di the Economist terbaru.

“IF YOU want to have a fun debate, ask bloggers what a blog is,” says Jeremy Zawodny at Yahoo! Only a few years ago, that debate would have been short. So few people blogged that most of them knew one another and could probably agree on a definition. Today a new blog is created every second of every day, according to Technorati, a search engine for blogs, and the “blogosphere” is doubling in size every five months [G!]

Era Blog sudah semakin tak bisa dihindari. Cisco Systems, Inc (NASDAQ: CSCO), perusahaan terkemuka di industri jaringan dan Internet, merilis Blog eksternalnya yang pertama: http://blogs.cisco.com/news/

Cisco Systems hendak menjadikan blog ini sebagai sarana dalam berbagi tidak hanya informasi, namun juga pengetahuan dan pendapat dari para stafnya. Selain berisikan informasi mengenai seputar teknologi Cisco Systems, blog ini juga menyampaikan informasi dan update mengenai isu, kegiatan dan aktivitas internasional yang terkait dengan industri teknologi informasi.

"Kami harap blog ini dapat membantu Anda dalam lebih memahami teknologi-teknologi dari Cisco Systems dan juga industri teknologi informasi pada umumnya," demikian ungkap Cisco dalam siaran persnya hari ini. [G!]

Ada sebuah komentar di posting saya beberapa waktu lalu yang agak mengusik saya. Isinya begini: "Mas jurnalis khan ya? Ebad! Setau saya banyak jurnalis yang pandangannya negatif sama blog. Malah ada yang nyindir kalau blogger itu adalah kumpulan orang-orang yang nggak sanggup jadi jurnalis / penulis beneran .. hiks … (emank bener kali ya?)"

Meskipun si penulis komentar tak spesifik menunjuk sumber yang dimaksud, saya kira hal ini menarik untuk didiskusikan. Saya sendiri tak tahu persis apakah si penyindir (yang mengatakan Blogger adalah kumpulan penulis/jurnalis gagal) itu adalah orang Indonesia ataukah opini semacam ini memang sedang berkembang di dunia Blogging secara keseluruhan saat ini.

LATAR. Terlepas dari siapa yang melontarkan kritikan itu, setidaknya ada beberapa hal yang bisa dikemukakan menyangkut hal ini.

* Blog itu sendiri adalah ranah yang masih baru. Dipopulerkan pertama kali pada tahun 1997 — itu berarti, Blog masih belum berusia sepuluh tahun. Boleh jadi masih banyak orang yang belum benar-benar memahami the nature of Blog. Boleh jadi ia belum benar-benar menyelami apa itu Blog tapi sudah skeptis duluan.

* Belum banyak pesohor yang jadi Blogger. Pada kasus tertentu, khususnya Indonesia, belum banyak para pesohor (public figure) — baik itu para politisi, wartawan, aktivis, artis, sastrawan, atlet dan seterusnya — yang punya Blog sendiri. Boleh jadi ini memunculkan kesan Blog masih belum menjadi sesuatu yang pantas dilongok. Pasalnya, pada umumnya publik akan langsung menjustifikasi sesuatu yang juga digemari oleh tokoh yang dikaguminya.

* Media massa masih belum mempopulerkan Blog. Sebagian besar media massa di Indonesia belum menempatkan berita atau tulisan mengenai Blog sebagai salah satu prioritas. Ini jelas berdampak pada kesadaran publik terhadap kehadiran blog.

* Perguruan tinggi belum memaksimalkan Blog. Sebagian besar lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi masih belum memaksimalkan Blog dalam mendukung proses kuliah. Kalau pun ada, baru dilakukan oleh sebagian kecil dosen.

RESPON. Terhadap anggapan negatif terhadap keberadaan Blogger, kita tentu tak perlu geram. Anggaplah sebagai masukan. "Tantangan dan Jawaban" (Challenge and Respon, kata Arnold Toynbee) adalah suatu akumulasi yang alamiah. Yang jelas, yang perlu dicatat:

* Blog menawarkan banyak manfaat. Jika mau melihatnya secara obyektif, saya yakin orang akan merasa dan menganggap Blog adalah dunia yang sama sekali baru, exciting, dan menawarkan banyak peluang.

* Menulis di manapun pada hakekatnya sama. Menulis di media massa ataupun Blog sejatinya tidak ada bedanya. Yang beda cuma medianya: yang satu tercetak, satunya lagi virtual. Saya tidak setuju kalau Blog punya gaya tulisan yang khusus dan beda dengan media massa, misalnya.

Malah, ada keunggulan tulisan di Blog yang tak dimiliki tulisan di media cetak: persentuhannya dengan pembaca interaktif dan real-time. Rujukan-rujukan yang dipakai bisa dilacak saat itu juga — ini meminimalisir kemungkinan ada penulis yang suka "mengarang-ngarang" sumber rujukan agar terlihat gagah dan ilmiah.

* Kualitas tulisan di Blog. Saya sendiri mengamati, banyak tulisan atau kolom di Blog yang bagus dan berkualitas — malah, pada kasus tertentu, jauh lebih baik dibanding tulisan yang dimuat di media massa mainstream.

* Penulis Blog punya keunggulan komparatif. Mereka punya akses ke pembaca secara tak terbatas. Mendunia. Selain itu, mereka jauh lebih produktif dari rata-rata penulis di media cetak: bisa menulis tiga sampai lima tulisan setiap hari!

PAMUNGKAS. Jadi, yang jadi masalah bukan medianya, tapi tulisan itu sendiri — adalah kualitas si penulis itu sendiri. Apakah benar "Blogger adalah kumpulan penulis gagal" atau sebaliknya "penulis media cetak adalah penulis yang tak sanggup menulis produktif seperti di Blog"?

Tinggal pembuktiannya: Blogger versus Penulis Media Massa. Siapakah yang akan tumbang duluan? Only time will tell! [G!]

Ketika Anda mengunduh foto-foto dari kamera digital, biasanya nama-nama file-nya susah dikenali karena mirip — hanya dibedakan dengan angka di belakangnya. Anda dapat mengubah nama tersebut, juga tipe file-nya.

1. Buka folder My Pictures atau folder lain yang menyimpan file gambar tersebut.
2. Pilih file yang ingin diubah namanya. Tekan tombol Ctrl dan tahan sambil klik file.
3. Klik Rename pada menu.
4. Ketik sebuah nama baru dan tekan Enter. Misalnya Anda mengetik "Ulang Tahun", nama file semuanya berganti menjadi "Ulang Tahun (1)", "Ulang Tahun (2)", hingga "Ulang Tahun (ke-n)".

(thx buat pak dody)

1. Klik Start > Settings > Connections
2. Klik VPN
3. Klik Menu>Add
4. Masukkan deskripsi, tipe, nama server VPN, jenis jaringan, nama, dan kata kunci
5. Klik Done.

* Microsoft 

Mencari Video di Internet

23, April, 2006

Situs Open Media Network (www.omn.org) memberikan software gratis untuk mengunduh file video, podcast, lagu MP3, video blog, dan program TV. Situs web sejenis lainnya adalah Videora (www.videora.com). Program versi free trial-nya bisa dipakai. Ada dua aplikasi yang diperlukan Videora untuk mencari klip video dan BitComet untuk mengunduhnya ke komputer. Bagi pemilik MuVO, Zen Micro MP3, dan Zen Vision mungkin akrab dengan situs wen Zencast (www.zencast.com).

Selanjutnya, yang harus diputuskan terlebih dulu adalah apa yang harus Anda tulis di blog. Ada banyak pilihan: jenis tulisan bisa puisi, humor, cerita pendek, kolom, analisis, ulasan, komentar, resensi dan lain sebagainya. Jenis tulisan di atas bisa berupa kombinasi beberapa jenis–jadi bisa sangat fleksibel.

Tapi yang harus fokus adalah topiknya. Apa yang ingin Anda tulis di blog? Apakah masalah-masalah politik, ekonomi, sains, teknologi, sastra, budaya, mode, seni, arsitektur, atau otomotif?

Meski tak perlu harus kaku dalam menentukan topiknya, makin spesifik topik yang Anda olah, semakin besar kemungkinan blog Anda cepat dikenal orang. Ini adalah strategi yang gampang bagi orang dalam mengidentifikasi blog Anda. Contohnya juga ada: blog yang populer di dunia, seperti Boing-boing (boing-boing.net) atau Engadget (engadget.com), adalah diari online dengan topik khusus.

Jadi, jika Anda memilih jenis tulisan seperti kolom atau artikel, mulailah menulis dengan standar yang umum. Sebenarnya tak ada bedanya menulis kolom atau analisis di media cetak atau blog: yang berbeda hanyalah medianya. Yang satu tercetak di kertas, satunya lagi hadir secara virtual.

Cobalah menulis topik yang sedang hangat dan kaitkanlah dengan topik atau minat yang ada di blog Anda. Jangan sampai "tidak ada angin tidak ada ribut" lalu Anda, misalnya, menulis tentang misi ke bulan. Jelas tak akan banyak orang yang tertarik untuk membacanya. Anda bisa memantau masalah-masalah aktual itu dari pemberitaan media massa atau isu-isu yang berkembang di "blogosfer".

Kedua, gunakanlah referensi. Baik untuk media cetak maupun blog, tulisan Anda harus menggunakan rujukan yang relevan: apakah bersumber dari buku atau artikel tertentu, ataupun dari pranala Internet.

Ketiga, lebih bagus lagi jika Anda juga menampilkan tulisan-tulisan dengan topik terkait di bagian bawah tulisan. Ini berguna bagi pembaca atau pengunjung untuk mengeksplorasi lebih dalam topik yang Anda bahas.

Keempat, cermati komentar-komentar yang menanggapi tulisan Anda di blog. Komentar-komentar itu bisa menjadi masukan untuk perbaikan atau penajaman versi teranyar tulisan Anda.

Nah, akumulasi semua itu akan membuat kemampuan menulis Anda menjadi semakin terasah. Blog memang menciptakan banyak sekali peluang bagi yang mau memanfaatkannya. [G!]

Koran Tempo, Minggu 23 April 2006 | e-culture

Majalah Playboy edisi Indonesia yang menghebohkan itu kini mulai ditawarkan di situs lelang terkenal, eBay. Harga lelangnya dibuka seharga US$ 75. "Mengingat banyak oplah dari edisi perdana yang dibakar para demonstran, edisi ini jelas merupakan item kolektor yang langka," demikian posting di eBay yang mempromosikan majalah ini.

Seperti dilaporkan Reuters, edisi perdana Indonesia ini dirilis pada 7 April lalu, agak berbeda dengan edisi Amerika. Edisi yang terbit di negara dengan penduduk mayoritas Muslim ini lebih soft. [G!]

Source

ilus_comment.jpg
Perlukah ruang komentar di setiap posting Blog di-moderate?

Di ruang komentar posting Blog saya tentang kebiasaan menulis di Blog beberapa hari lalu, terdapat sebuah pesan dari Johan.

Ia menulis begini: "Mas… mo minta tanggapan … apa pendapat mas ttg setting moderate pada commenting system yang diberlakukan di beberapa blog (terutama blognya publik figur)."

Saya sendiri setuju tidak di-moderate. Alasannya, pemberi atau pengirim komentar bisa dengan cepat melihat tayangan komentarnya. Sementara kalau di-moderate, begitu komentarnya disetujui dan ditayangkan, belum tentu juga ia baca — karena belum tentu juga ia balik lagi mengunjungi Blog tersebut.

Jadi efek interaktifnya berkurang: tidak real-time. Rasanya kurang nikmat aja. Masak kayak tayangan Liga Inggris di televisi: pakai siaran tunda segala…

Saya sendiri bisa paham mengapa ada yang me-moderate komentarnya di Blog-nya dengan alasan menghindari pesan sampah (spam).

Saya sendiri juga mendapati banyak sekali pesan spam yang nangkring di ruang komentar Blog saya. Tapi cara mengatasinya sih simpel aja: tinggal dihapus –meski capek juga.

Tapi akan lebih capek lagi orang yang harus menunggu kapan komentarnya ditayangkan dan kapan ia harus balik lagi mengunjungi Blog yang sebelumnya ia singgahi itu.

Apalagi sekarang sudah ada sistem word verification — di mana pemberi komentar harus memasukkan beberapa kombinasi huruf untuk memastikan spam tak bakal lolos. Atau sistem Caught Spam ala Akismet juga bisa diandalkan.

Tapi, yah, namanya juga cyberspace di mana kebebasan adalah mazhab nomor satu. Siapa pun berhak memutuskan sistem apa yang akan mereka gunakan untuk situs web atau Blognya, termasuk memoderatori komentar yang masuk.

Tapi saya pribadi, kalau ditanya, lebih setuju mengembalikan Blog pada hakikat awalnya yang sangat dahsyat: menghubungkan jutaan manusia di jagat Internet ini secara cepat, interaktif, impresif dan real-time. [G!]