Bencana datang silih berganti.

Hari-hari ini pesawat televisi di ruangan kita terus meraung mengabarkan bencana Jogja. Para reporter seolah sepakat: mereka memberitakan hal sama seputar bantuan yang telat datang, sementara jerit tangis dan lapar dan cemas tak bisa ditahan. Di manakah kita?

Ada banyak situs yang berlari memberi informasi dari jantung bencana. Media massa konvensional sudah lama ketinggalan mengabarkan informasi terbaru. Ini zaman blog dan jejaring alam maya. Dan informasi yang beragam dan terbuka adalah piranti ampuh memetakan rencana.

Tempo Interaktif memilih sebuah Blog yang mengabarkan situasi terkini bencana Yogyakarta, episentrum duka dan keprihatinan kita saat ini. [G!]

  • Kemas komputer dalam tas punggung yang mudah dikeluarkan saat pemeriksaan di pintu masuk bandar udara.
  • Mesin sinar-X tidak membahayakan hard disk atau penggerak disket komputer. Tapi waspadai mesin roda berjalan. Biasanya pencuri mengambil kesempatan kepada yang lengah.
  • Gunakan tas yang mudah dikenali dan berbeda dengan tas komputer lainnya agar tidak tertukar.

Mengirim link lewat surat elektronik pada Windows Mobile 5.0:

  1. Klik Start dan Internet Explorer
  2. Buka situs yang hendak dikirim sebagai link
  3. Klik Menu, Tools, dan pilih Send Link via E-mail
  4. Pilih Text Messages atau Outlook E-mail. Klik Done.

Mencari Surat Terkait

29, May, 2006

Dengan Microsoft Outlook, dengan gampang Anda dapat mencari surat lain yang terkait.

  1. Klik kanan pada surat terakhir dan buka menu shortcut.
  2. Klik Find All dan Related Messages.
  3. Lihat pada menu Advanced Find.

Menyembunyikan User Account pengguna di Windows XP.

  1. Klik Start > Run dan ketik GPEDIT.MSC.
  2. Buka path: User Config > Admin Templates > Control Panel.
  3. Klik ganda pada Hide specified Control Panel Applets, beri tanda pada Enabled, lalu klik Show.
  4. Klik tombol Add, ketikkan "nusrmgt.cpl" pada kotak yang tersedia.

Mengunduh Program

28, May, 2006

  • Berburu program untuk PDA juga mengasyikkan. Ada ribuan aplikasi dari pengembang peranti lunak third-party tersedia di Internet.
  • Jika PDA Anda bersistem operasi Palm OS, kunjungi situs web seperti PalmGear.com. Misalnya aplikasi Document to Go dari DataViz, yang memungkinkan Anda menyunting dokumen Word dan Excel serta menampilkan file PowerPoint pada PDA Palm.
  • Sedangkan jika sistem operasinya Windows Mobile, situs web yang menyediakan aplikasi untuk diunduh gratis adalah FreewarePPC.com. [G!]

Berdasarkan masukan dari sejumlah pembaca [theGadget!], gambar utak-atik mengenai iklan Windows 2000 versi China adalah gambar lama (*basbang*), dengan demikian gambar tersebut saya tarik dari Blog ini. Terimakasih 🙂

porn3.jpgKecanggihan ponsel generasi ketiga (3G) bisa membuat seorang Perdana Menteri turun tangan. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen kemarin melarang peredaran ponsel 3G menyusul komplain dari sang istri dan koleganya menyangkut pornografi.

Tidak main-main, ia langsung memerintahkan menterinya untuk bergerak cepat. "Saya sudah menyurati Menteri Telekomunikasi untuk menunda penggunaan ponsel tertentu," ujar Hun Sen.

Menurut dia, kecanggihan tampilan video ponsel 3G akan membuat siapa pun, khususnya rakyat Kamboja, dengan gampang mendapatkan tayangan-tayangan pornografi di genggamannya.

Pasalnya, kekerasan dan pelecehan seksual menjadi hal yang lumrah terjadi di negara yang belum lama luluh-lantak oleh perang saudara itu.

Jaringan 3G di Kamboja baru saja dibuka awal tahun ini, tapi konsumen di negeri ini justru sukar mendapatkan ponsel berkemampuan 3G. Heboh soal pornografi akan membuat ponsel 3G semakin sulit didapatkan. adi buat apa ya jaringan 3G di negeri itu? Buat telepon dan SMS aja dong kalo gitu…

Terus, kalau jaringan 3G W-CDMA juga sudah beroperasi di Indonesia, apakah ini juga akan tersandung RUU APP nantinya? 🙂 [G!]

Bagi Hartanto, sebut saja begitu, bekerja cerdas itu tidak sama dengan bekerja keras. Pengusaha muda di bidang komputer itu berpendapat efisiensi yang dipacu dengan pemilihan perangkat kerja yang tepat akan melahirkan hasil kerja yang optimal.

Sementara itu, orang yang bekerja keras, menurut dia, belum tentu hasilnya optimal bila tidak didukung oleh fasilitas yang cerdas. "Bekerja keras siang-malam bisa digantikan dengan bekerja dengan waktu yang terukur, tapi hasilnya justru lebih cepat dan akurat," ujar Hartanto.

Sejumlah perusahaan teknologi informasi menawarkan solusi kantor pintar (smart office) yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan jenis pekerjaan masing-masing.

"Solusi kantor pintar akan meningkatkan efisiensi dalam banyak hal, misalnya dalam hal waktu, biaya operasional, jumlah karyawan, dan tentu saja menghemat kebutuhan akan space ruangan kantor," ujarnya.

Salah satu perusahaan TI terkemuka, Hewlett Packard, menawarkan solusi Smart Office, yang diluncurkan beberapa tahun yang lalu, kini sudah merilisnya untuk sektor komersial di Indonesia.

Menurut data AMI-Partner, sektor komersial akan terus berlanjut menjadi segmen pasar yang paling tinggi tingkat perkembangannya di kawasan Asia Pasifik dan tingkat pertumbuhan diperkirakan mencapai 17,1 persen hingga 2008.

Portofolio solusi dari HP mencakup solusi keamanan, mobilitas, dan pengembangan fitur komunikasi membantu pelanggan memperoleh akses teknologi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Solusi ini mengacu pada tiga prinsip utama: keamanan, konektivitas, dan ketersediaan.

Setiap kategori kantor pintar tersebut bisa diandalkan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan dan memberi kepuasan terhadap pelanggan.

Itulah sebabnya, kini tak sedikit perusahaan yang berorientasi pada klien dan pelanggan, tak mau lagi pusing-pusing mencari kantor di lokasi-lokasi strategis yang jelas sewanya supermahal.

Kantornya bisa di mana saja, yang penting semua awaknya dilengkapi dengan perangkat kerja yang tepat.

Apalagi, faktanya, sebagian besar pelanggan lebih suka didatangi, bukannya mendatangi kantor yang menyediakan layanan terhadap mereka.

Jadi kenapa harus repot-repot?

Koran Tempo, 28 Mei 2006 | e-culture

Dalam kapasitas saya sebagai redaktur halaman Iptek di Koran Tempo, saya sering ditanya bagaimana kriteria sebuah artikel Iptek yang layak muat. Pekan lalu, ada teman yang menanyakan hal ini via e-mail. Jawabannya saya tulis panjang-lebar dan saya posting di Blog agar yang lain juga bisa membacanya. Lagi pula, menulis artikel Iptek di Blog juga tak kalah menariknya. Semoga bermanfaat.

HAMPIR setiap suratkabar harian dan mingguan memuat berita-berita dan artikel populer ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan dekade sebelumnya, berita dan tulisan iptek tidak lagi dipandang sebagai suatu yang eksklusif, tetapi sudah menjadi bacaan bagi masyarakat luas. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong oleh teknologi informasi seperti Internet, berhasil menggugah keingintahuan masyarakat terhadap sains.

Belum lagi peristiwa-peristiwa alam, mulai dari banjir, gempa bumi, wabah penyakit, hingga kecelakaan pesawat terbang, yang semuanya itu bisa dijelaskan melalui pendekatan sains, membuat masyarakat mulai akrab misalnya dengan istilah daya dukung lingkungan (carrying capacity), daerah tangkapan air (DTA), retakan bawah di permukaan bumi, evolusi virus, hingga istilah-istilah teknis dalam penerbangan (aviation). Masyarakat ingin tahu lebih banyak soal itu dengan tujuan bisa melakukan antisipasi jika suatu saat hal itu dialaminya sendiri.

Maka tidaklah mengherankan, media massa terus mencoba memenuhi kebutuhan pembacanya akan sajian-sajian Iptek. Dengan intensitas dan visi redaksional yang berbeda-beda, setiap media akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan Iptek sesuai selera dan segmen pembacanya. Namun, dalam fungsinya sebagai media massa – dan bukan sebagai jurnal ilmiah untuk komunitas ilmuwan tertentu saja – tulisan-tulisan tersebut tentulah ditampilkan dengan bahasa dan gaya penulisan yang populer.

Jika berita-berita Iptek – yang bisa berupa laporan peristiwa, wawancara maupun hasil penelitian para ilmuwan dan peneliti – disiapkan oleh redaksi media massa itu sendiri, sebaliknya artikel iptek berasal dari luar media, yakni dari para penulis, peneliti, ilmuwan, dan pencinta iptek. Berbeda dengan umumnya staf redaksi media yang lebih berbekal pengalaman riset, wawancara dan reportase di lapangan, kalangan penulis luar ini berasal dari disiplin ilmu dan latar pendidikan yang memadai. Mereka ini adalah ilmuwan itu sendiri. Karenanya, para penulis ini dituntut menulis lebih mendalam, tajam, akurat, dan tentu saja dengan gaya penulis yang populer sehingga lebih mudah dimengerti masyarakat luas.

Media massa nasional misalnya, pada umumnya menyediakan tempat yang luas untuk pemuatan artikel-artikel iptek populer ini. Namun masalahnya, mereka kesulitan mendapatkan artikel iptek yang menarik dari segi topik, baru dari segi sudut pandang (angle) dan aktual dari segi peristiwanya. Tidak sedikit artikel-artikel yang bagus dari sisi kajiannya, tapi tak bisa dimuat karena sama sekali tidak relevan dengan peristiwa yang sedang terjadi di tengah masyarakat.

Bagi para peneliti dan ilmuwan yang ingin tulisannya dimuat di media massa, kecermatan memperhatikan kriteria artikel yang layak muat sangat diperlukan. Sebetulnya hal itu bisa dipelajari sendiri dengan cara mencermati artikel-artikel yang sudah dimuat. Coba perhatikan, kira-kira apa yang menarik dari artikel yang sedang Anda baca itu sehingga dimuat di suratkabar?

Berikut beberapa kriteria utama bagi artikel-artikel iptek yang bisa dipertimbangkan untuk dimuat:

  1. Aktual. Hal pertama yang diperhatikan redaktur media ketika menerima kiriman artikel adalah aktualitasnya. Adakah newspeg-nya? Adakah cantolan aktualitasnya pada peristiwa atau kegiatan yang sudah dan sedang berlangsung? Newspeg ini bisa berupa peristiwa itu sendiri, misalnya wabah demam berdarah, banjir, pendaratan wahana robotik di Mars atau bisa juga berupa aktivitas ilmiah seperti adanya kongres ilmuwan nasional maupun dunia mengenai suatu topik ilmu. Peristiwa penganugerahan Hadiah Nobel juga bisa dijadikan peg, bisa ke peristiwanya sendiri, atau terkait pada temuan ataupun biografi para pemenang Nobel itu sendiri. Jadi, jika “tidak ada angin, tidak ada ribut” tiba-tiba Anda menulis tentang bioteknologi misalnya, tulisan Anda tidak akan berada pada daftar prioritas yang akan dimuat. Jika tulisan Anda tentang bioteknologi ini benar-benar bagus, tapi tidak aktual, ada kalanya redaktur menyimpannya dulu sambil menunggu peg-nya, baru kemudian dimuat. Tapi ini jarang sekali terjadi, sebab begitu tulisan Anda dinilai tidak aktual, biasanya segera diputuskan untuk tidak dimuat atau dikembalikan kepada Anda
  2. Mengandung unsur baru. Jika tulisan Anda sudah aktual, hal lain yang akan diperhatikan redaktur adalah adakah unsur baru dalam tulisan tersebut. Unsur baru ini bisa dilihat dari angle (sudut pandang) tulisan – dalam penulisan karya ilmiah angle ini mungkin mirip dengan perumusan masalah – maupun data-data dan informasi baru yang disajikan. Apakah angle tulisan Anda menarik atau tidak? Sekarang kita ambil contoh. Taruhlah Anda ingin menulis soal wabah flu burung. Jika Anda mengambil angle soal karakteristik flu burung ini, angle serupa pasti banyak dipilih oleh penulis lain. Akibatnya, tulisan Anda harus bersaing dengan para penulis lain, syukur-syukur bisa lolos. Namun, jika Anda memilih angle yang lain, yang menurut Anda pasti tidak banyak diperhatikan oleh penulis lain, berarti Anda sudah selangkah lebih maju dan kemungkinan tulisan Anda untuk dimuat tentu lebih besar lagi. Lalu, seperti apa misalnya angle yang tampil beda itu? Banyak sekali. Anda misalnya, bisa memilih angle evolusi yang sedang berlangsung. Jika dulu, virus tertentu hanya bisa berpindah antara sesama hewan, kini sudah terjadi perpindahan antara hewan dan manusia dengna merujuk ada kasus mad cow, SARS dan flu burung (jadi wabah SARS atau flu burung sebagai peg saja). Jika Anda berhasil mengungkapkan argumen yang meyakinkan soal evolusi virus, akan sulit bagi redaktur untuk tidak memuat tulisan Anda.
  3. Kerangka atau sistematika tulisan. Secara substansial, tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan artikel iptek populer dengan artikel ilmiah; setidaknya mengandung tiga komponen utama, yakni pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran. Namun untuk artikel iptek populer, pemisahan itu sengaja dibuat tidak begitu nyata. Artinya, Anda tidak perlu menulis sub-judul dalam tulisan dengan Pendahuluan, Isi dan Penutup, tetapi bisa Anda ganti sub-judul lain yang lebih menarik, tapi tetap mengandung ketiga komponen di atas. Makin rajin Anda menulis artikel populer, pasti Anda akan terbiasa dengan dengan struktur penulisan yang sesungguhnya tidaklah asing bagi Anda.
  4. Gaya penulisan. Jika tulisan Anda sudah aktual dan mengandung unsur baru, langkah berikutnya yang harus diperhatikan adalah gaya penulisan. Sering kali tulisan yang menarik tapi harus ditolak hanya karena gaya penulisannya sangat “academic-heavy” dan dipenuhi dengan istilah-istilah yang tak disertai padanannya dalam bahasa Indonesia. Anda harus membayangkan, redaktur tidak punya banyak waktu untuk mengedit kembali tulisan Anda, jadi dia cenderung akan memuat tulisan yang sudah jadi dan siap muat saja. Karenanya, cobalah tulis gagasan dan pemikiran Anda dalam bahasa yang sederhana, populer dan hidup. Tempatkan diri Anda sebagai pembaca awam ketika Anda sedang memeriksa hasil akhir tulisan Anda. Kalau Anda merasa istilah yang digunakan masih terlalu “berat”, carilah padanan lain yang yang lebih pas – tentunya dengan tidak mengurangi makna ilmiah yang sebenarnya.
  5. Bahan pendukung. Jangan lupa melengkapi tulisan Anda dengan dengan bahan, foto, gambar, grafik, ilustrasi dan tabel pendukung. Ingat, sebagai artikel iptek, Anda tentu berurusan dengan data, skema, angka, rumus dan referensi tertentu, yang dapat mendukung argumen Anda dalam tulisan tersebut dan Anda merasa hal itu penting untuk diketahui masyarakat.

Untuk menyiasati hal di atas, memang harus dimulai dari diri Anda sendiri. Tidak mungkin Anda bisa mendapatkan topik tulisan yang aktual jika Anda tidak mengikuti perkembangan yang terjadi. Jadi cobalah untuk mengkliping berita maupun tulisan yang menarik dan cocok dengan minat Anda. Semakin kaya referensi yang Anda gunakan, akan semakin hidup dan menatik tulisan yang Anda sajikan.

Selain itu, hal-hal nonteknis juga berperan dalam mendorong bermunculannya penulis-penulis iptek andal. Anda harus punya motivasi yang kuat untuk menulis di media massa, karena ini merupakan salah satu cermin tanggungjawab moral Anda sebagai ilmuwan dan peneliti. Sampaikanlah ilmu yang Anda miliki kepada masyarakat yang membutuhkan. Jangan disimpan di dalam laci saja.

Setelah memiliki motivasi, hal lain yang harus Anda miliki adalah ambisi dan militansi. Ambisi dan militansi akan membuat motivasi Anda menjadi efektif dan bisa digerakkan. Ketika Anda ingin menulis sesuatu karena topik tersebut memang sangat hangat, lakukanlah segera, dan jangan menunda-nundanya. Bagaimana pun, proses penerimaan naskah, pemeriksaan dan pemuatan oleh redaksi, setidaknya membutuh waktu paling cepat dua-tiga hari. Jadi Anda harus berburu waktu untuk menghindari tulisan Anda tidak jadi basi.

Dengan militansi yang tinggi, kendala-kendala seperti kesibukan mengajar, meneliti atau mengurusi jurusan, sama sekali tidak akan menghalangi langkah Anda untuk menjadi penulis iptek yang andal. Dengan militansi yang tinggi, Anda juga tidak perlu merasa kecewa jika tulisan Anda ditolak, tapi mestinya akan terus memacu Anda untuk menulis lebih baik lagi. Anda tentu pernah membaca, tidak sedikit penulis-penulis yang terkenal saat ini, ketika memulai aktivitas menulisnya, menemukan kenyataan tidak sedikit tulisan-tulisannya yang dikirim ke media yang ditolak redaksi.

Ketika tulisan-tulisan Anda dimuat di media massa, sesungguhnya banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh. Selain masyarakat mendapatkan manfaat setelah membacanya, Anda juga akan dikenal luas, bisa pula menambah credit point (Kum) bagi dosen untuk naik pangkat, dan Anda juga dapat sejumlah uang karena memang ada honornya.

Jadi? Tidak ada resep ampuh apapun agar dapat menjadi penulis iptek terkenal, selain dengan memulainya dari sekarang! [G!]