Bermain Spider Solitaire

27, March, 2004

1. Mainkan dulu kartu yang dibuka. Jangan buru-buru membuka kartu yang di tangan. Cara ini akan memperpanjang permainan.
2. Jika kartu yang sudah dibuka buntu, baru buka kartu di tangan. Namun, sesekali dapat dikombinasikan.
3. Untuk tingkat kesulitan lebih tinggi, jangan taruh kartu yang lebih rendah ke deret lain. Langkah itu akan menutup jalannya kartu.

Membersihkan File

27, March, 2004

Agar komputer dapat bekerja optimal, secara teratur file yang tidak berguna harus dibersihkan.

1. Klik Start, All Programs, dan pilih Accessories. Buka System Tools, dan klik Disk Clean-Up. Tinggal eksekusi
2. Atau, klik menu Start, dan pilih Run. Selanjutnya, pada kolom yang tersedia, ketik “cleanmgr /sageset:1”, dan tekan Ok. Tinggal eksekusi file yang tidak berguna.

Membersihkan Bar Alamat

19, March, 2004

Biasanya Internet Explorer menyimpan daftar alamat situs web yang pernah dikunjungi. Untuk menghapusnya:

1. Klik menu Tools — Internet Options.
2. Klik tab Content.
3. Klik tombol AutoComplete.
4. Setidaknya tandai Web Addresses.
5. Klik pada Clear Forms.

Teknik simulasi menjadi pilihan ketika cara analisa lain tidak mungkin atau sulit dilakukan. Berbagai kombinasi dan alternatif dapat dipelajari melalui simulasi sebelum penerapannya di lapangan. Hal ini akan mengurangi terjadinya kesalahan yang berakibat biaya sangat besar dalam penerapannya.

Menurut Henmaidi, doktor teknik dan manajemen industri dari Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang, penerapan sistem lalu lintas baru seperti halnya busway di Jakarta mungkin akan lebih baik jika didahului dengan mempelajari prilaku sistemnya melalui simulasi dengan menggunakan komputer.

“Situasi jalur, periode-periode sibuk, arah pergerakan penduduk, pusat perbelanjaan, perkantoran, sarana lampu lalu lintas, penempatan stasiun, jumlah sumber daya dan elemen-elemen lainnya lain dimodelkan untuk kemudian disimulasikan,” ujarnya.

Penerapan simulasi semakin mendapat tempat di lingkungan manajemen operasi. Pada 1979, dua orang periset, yakni Thomas dan Da Costa meneliti 137 perusaahaan besar di Amerika. Mereka memberikan daftar metode, tools, dan meminta analis perusahaan-perusahaan ini untuk mengecek apa saja yang mereka gunakan dalam manajemen operasi. Hasilnya 83 persen menyatakan mereka menggunakan metodel simulasi, posisi kedua setelah metode analisis statistik (93 persen).

Tahun berikutnya, ilmuwan lain Shannon, Long, dan Bukles melakukan survei terhadap anggota Operation Research Division pada American Institute on Industrial Engineer. Hasilnya, simulasi menempati peringkat pertama dalam hal penggunaan dan peminatan. Perkembangan berikutnya dapat diduga, pada hampir semua industri menengah-besar di Amerika penggunaan simulasi sudah merupakan pilihan utama untuk analisa bisnis mereka sejak tahun 1990-an.

Beberapa contoh aplikasi simulasi komputer:

Pelayanan dan antrian

Salah satu penggunaan yang menonjol dari teknik simulasi adalah untuk menganalisis antrian. Pada suatu sistem antrian yang kompleks, sangat tidak mungkin dikembangkan suatu formula analitis, sehingga simulasi merupakan satu-satunya cara untuk melakukan analisis. Contohnya, untuk supermarket dengan beberapa garis antrian kasir, beberapa di antaranya untuk jalur cepat sementara yang lainnya jalur biasa. Simulasi mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menentukan berapa orang kasir diperlukan untuk melayani kebutuhan konsumen.

Manajemen persediaan barang

Manajemen pengadaan juga merupakan salah satu area aplikasi metode simulasi. Metode analitis untuk menyelesaian masalah persediaan (inventory) umumnya khusus untuk kasus-kasus sederhana, misalnya permintaan dianggap diketahui dan tetap. Diketahuinya jumlah permintaan merupakan elemen penting untuk menentukan berapa jumlah persediaan yang harus disediakan untuk memenuhi permintaan.

Dalam prakteknya hampir tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti tingkat permintaan itu, karena permintaan seringkali acak, sehingga simulasi merupakan pilihan terbaik untuk menyelesaikannya. Simulasi banyak digunakan untuk analisa sistem persediaan pada sistem JIT (sistem tepat waktu). Perusahaan menggunakan simulasi untuk melihat seberapa efektif dan bagaimana dampak ekonomis implementasi JIT tanpa harus terlebih dahulu menerapkan sistem JIT itu.

Sistem produksi dan manufaktur

Simulasi banyak digunakan untuk memecahkan masalah-masalah produksi seperti jadwal produksi, penyeimbangan jalur perakitan, perencanaan tata letak serta analisis penempatan atau lokasi. Banyak proses produksi yang dapat dipandang sebagai sistem antrian yang kompleks dapat dianalisis dengan menggunakan simulasi.

Investasi dan pembuatan anggaran

Pembuatan anggaran membutuhkan estimasi aliran kas yang seringkali merupakan hasil dari variabel acak. Simulasi digunakan untuk menghasilkan nilai dari faktor-faktor yang berpengaruh untuk menentukan aliran kas tersebut. Simulasi juga digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian di mana inputnya adalah variabel acak seperti ukuran pasar, harga penjualan, tingkat pertumbuhan dan pangsa pasar.

Logistik

Persoalan logistik biasanya berkaitan dengan banyaknya variabel acak seperti jarak, model transportasi, kecepatan pengiriman dan penjadwalan. Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa berbagai alternatif jalur distribusi untuk mendapatkan hasil optimal.

Analisis sumber daya dan lingkungan

Banyak aplikasi terbaru dari simulasi diarahkan untuk analisa terhadap masalah lingkungan. Simulasi dapat digunakan untuk melihat dampak sebuah proyek seperti kawasan industri, tempat pembuangan sampah, dan instalasi nuklir.

Dalam banyak kasus, simulasi digunakan untuk menganalisa kelayakan finansial proyek itu, ada juga untuk menganalisa limbah dan kondisi masyarakat sekitarnya dan sebagainya. Simulasi juga dapat digunakan untuk mensimulasikan kelayakan sistem sumber energi alternatif sebagai pengganti sumber energi fosil yang saat ini digunakan.

Koran Tempo, 19/03/2004  Iptek

Simulasi bisa menghindari biaya besar akibat kesalahan kebijakan

JAKARTA — Pabrik pembuat komponen pesawat di Sydney Australia itu bernama Boeing Hawker de Havilland. Perusahaan yang tahun lalu dibeli raksasa Boeing itu mengkhususkan pada pembuatan komponen pesawat terutama bagian kendali seperti flap di sayap, ekor pesawat, serta wing tip yang dipakai pesawat AirBus.

Masalahnya, sebagian besar komponen tersebut dibuat dari bahan komposit yang bahan mentahnya memiliki kedaluarsa–di antaranya hanya berumur 14 hari jika disimpan pada suhu ruangan. Untuk pembelian satu jenis material yang disebut prepreg, perusahaan ini mengeluarkan biaya sekitar A$ 16 juta per tahun (hampir Rp 100 milyar). Celakanya, dari jumlah itu, senilai A$ 4 juta (sekitar Rp 25 milyar) malah terbuang, karena material itu tak sempat digunakan sebelum umurnya habis.

Perusahaan ini kemudian bekerja sama dengan lembaga riset CRC-IMST yang di dalamnya tergabung peneliti dari University of New South Wales (UNSW) dan Royal Melbourne Institute of Technology, Melbourne, Australia. Dengan menggunakan simulasi komputer, kebijakan inventorinya dimodifikasi, dan kemudian diimplementasikan. Hasil penerapan kebijakan baru tersebut ternyata dapat menyumbang penghematan senilai US$ 250 ribu atau sekitar Rp 2,15 milyar per tahun.

Salah seorang peneliti dari tim tersebut adalah Doktor Henmaidi, kini menjadi dosen Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat. Ia terlibat karena bidang itu memang menjadi penelitian program doktornya.
Disertasi: Manajemen Inventori untuk Material yang Dapat Rusak di Industri Pesawat Terbang mengantarnya menjadi doktor teknik dan manajemen industri di UNSW pada akhir 2002. Versi ringkas dari penelitian itu pernah tiga kali dipresentasikan dalam konferensi internasional dan dimuat dalam proceeding edisi Australia dan Amerika.

Menurut Henmaidi, simulasi komputer merupakan metode luar biasa dalam mencari solusi suatu masalah. Ilmuwan astronomi, sangat mengandalkan simulasi komputer dalam mempelajari fenomena-fenomena antariksa. Ia menunjuk keberhasilan Sabine Stanley dan Jeremy Bloxham dari Universitas Harvard yang berhasil menyingkap misteri medan magnet yang unik di Planet Uranus dan Neptunus sebagai contoh sukses mutakhir metode ini (Koran Tempo, 17/3/2004).

Simulasi adalah metode dan aplikasi yang mecoba meniru prilaku suatu sistem yang riil. Simulasi merupakan alat analisis suatu sistem dengan cara memodelkannya, biasanya dengan menggunakan program komputer. Dalam prakteknya, pengertian simulasi ini bisa berlaku sangat umum, karena penerapannya bisda di berbagai bidang seperti sosial kemasyarakatan, industri, lingkungan, bahkan politik. Simulasi pelaksanaan pemilihan umum merupakan contoh yang saat ini sedang ramai dibicarakan.

Menurut pria kelahiran Payakumbuh, Sumatra Barat, 20 Mei 1970 ini, sistem yang akan disimulasikan dapat merupakan suatu fasilitas, atau proses aktual maupun yang sedang dalam perencanaan.

Masalah inventori
Dalam sebuah industri terdapat banyak aktivitas yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan pertambahan nilai (value adding). Aktifitas yang tidak langsung bersifat sebagai pendukung (support), misalnya administrasi, penyimpanan barang di gudang, manajemen SDM, perencanaan dan sebagainya. Sementara, dalam konsep value adding manajemen, aktifitas yang tak langsung menambah nilai dikategorikan sebagai sumber pemborosan, namun aktivitas ini tak boleh serta-merta dihilangkan, karena keberadaannya akan membantu kelancaran aktivitas yang menambah nilai. “Kondisi yang diinginkan adalah tercapainya kombinasi yang proporsional antara kedua jenis aktivitas itu,” ujarnya.

Menurut Henmaidi, secara teoritis proporsi terbaiknya berkisar 50:50. Artinya, jumlah aktivitas yang langsung menambah nilai sebanding dengan yang tak menambah nilai. Namun, kenyataan di lapangan banyak perusahaan dalam kondisi 10:90, hanya 10 persen aktivitas yang menambah nilai, sementara 90 persen lainnya adalah “lain-lain”, yang intinya pemborosan.

Salah satu contoh yang menarik adalah inventori (menyimpan barang-barang persediaan). “Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan inventorinya,” ujar suami Rivi Yanti dan bapak dua anak ini. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai inventori itu dapat mencapai 30 hingga 60 persen dari total aset yang dimiliki perusahaan itu. Padahal untuk menjaga inventori itu, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang mencapai 20 hingga 30 persen nilai inventorinya setiap tahun. Artinya jika perusahaan ini menahan inventori rata-rata Rp 100 milyar per tahun, maka perusahaan ini harus mengeluarkan biaya hingga Rp 30 milyar tiap tahunnya.

“Jadi perusahaan mengeluarkan biaya sangat besar untuk sesuatu yang tidak menambah nilai bagi perusahaan,” tukas Henmaidi.
Menurunkan nilai inventori, menurut dia, adalah salah satu cara untuk efisiensi perusahaan. Namun, penurunan inventori membabi buta beresiko buruk bagi perusahaan, seperti terhentinya produksi karena tak ada bahan baku. Mesin-mesin tak berjalan karena tak ada suku cadang. Atau banyaknya permintaan konsumen yang tak terpenuhi tepat waktu.

Dengan simulasi, semua sistem di industri itu ditiru dan dimodelkan menggunakan program aplikasi komputer. Berbagai alternatif kebijakan diujicoba. Masalah-masalah yang mungkin terjadi akibat pengambilan suatu kebijakan dapat dikaji sebelum diterapkan di lapangan. “Dengan simulasi biaya besar akibat kesalahan kebijakan dapat dihindari,” ujarnya.

Menurut dia, hal yang sama juga bisa dilakukan di Indonesia. Sekalipun belum ada data valid, ada keyakinan bahwa banyak perusahaan di Indonesia, terutama BUMN, yang belum efisien. Banyak peluang efisiensi yang dapat diusahakan untuk meningkatkan daya saingnya. “Penggunaan teknik-teknik analisis seperti simulasi dengan komputer ini mungkin sangat membantu perusahaan dalam menerapkan kebijakan-kebijakan baru,” ujar dosen yang juga konsultan manajemen inventori di PT Semen Padang ini.

Koran Tempo, 19/03/2004  Iptek