Meningkatkan Kinerja Komputer
17, February, 2005
1. Bersihkan file tak berguna. Pilih Start, Accessories, System Tools, dan Disk Clean-Up.
2. Defragmentasi drive. Pilih Start, Accessories, System Tools, dan klik Disk Defragmenter.
3. Hapus koneksi jaringan tak terpakai. Buka Windows Explorer. Pada My Computer, klik kanan dan pilih Tools. Klik Disconnect Network Drive. l
Lebih Praktis dan Irit dengan M-Banking
17, February, 2005
SALAH satu primadona ketika teknologi bergerak kian marak adalah makin diminatinya mobile-commerce (m-commerce).
Lebih dari satu dekade silam, fungsi telepon seluler baru sebatas komunikasi dua arah, yakni percakapan (voice) dan berbagai variasinya.
Namun, dalam perkembangan berikutnya, teknologi nirkabel makin pesat berkaitan dengan ditemukannya teknologi komunikasi dan transfer data seperti SMS dan MMS.
Semua itu diperkuat lagi dengan pertumbuhan penggunaan telepon seluler yang cukup tinggi yang sejalan dengan pertumbuhan fitur-fitur baru di ponsel. Apalagi setelah munculnya protokol WAP dan GPRS yang memungkinkan orang bisa mengakses Internet via telepon seluler.
Akibat majunya fitur yang ditawarkan oleh operator seluler dan vendor handset, orang langsung berpikir, mengapa e-commerce–yang sudah berjaya di Internet–tidak masuk telepon seluler saja? Meskipun patut dicatat bahwa tidak semua m-commerce berbasis Internet dan tidak semua aplikasi nirkabel bisa dikatakan miniatur Internet.
Pada intinya, m-commerce merupakan metode yang kapabel untuk “menjual dan mengirimkan suatu produk yang prosesnya dilakukan secara langsung ke tangan konsumen, di mana saja, melalui teknologi nirkabel” dan “menaruh outlet retail di tangan konsumen–di mana saja”.
Lebih dari itu, m-commerce menghapus keterbatasan jarak, batas, dan dinding. Ia juga berarti bahwa “inilah untuk pertama kalinya Anda langsung menjangkau konsumen, tidak harus melewati mesin faksnya, mejanya, sekretarisnya, atau mailbox-nya. Tapi langsung ke konsumen Anda, yang berada di mana saja.”
Aplikasi m-commerce yang bisa dibilang berhasil, antara lain pemesanan tiket online (e-ticketing), mesin pembayaran (vending machine payment), transaksi perbankan (m-banking), perdagangan (share trading), layanan buku alamat (address books), dan layanan direktori (directory services). Dalam jangka berikutnya akan mencakup penggunaan peralatan nirkabel untuk pembayaran berbagai produk dan jasa.
Bagaimanakah prospek m-commerce ke depan? Dari sisi jumlah pengguna, Ovum Research memperkirakan akan ada 484 juta pengguna hingga 2005.
Di Indonesia, layanan m-commerce yang mulai digemari adalah m-banking. Sejumlah bank kini berlomba-lomba menawarkan layanannya kepada para nasabah. Tak perlu harus mampir ke ATM, aktivitas transaksi seperti cek saldo, transfer, pembayaran berbagai tagihan, atau belanja pulsa, sampai aktivasi dan ganti PIN, bisa dilangsungkan melalui perangkat bergerak ini.
Namun, diakui jumlah penggunanya masih belum begitu banyak. Terutama jika dilihat dari rasio jumlah pengguna m-banking dibanding jumlah nasabah bank yang memiliki layanan ini.
BCA misalnya, sudah sejak tiga tahun lalu memperkenalkan layanan m-banking kepada nasabahnya. Namun, sampai saat ini, layanan ini memang belum begitu populer di kalangan nasabah BCA.
Dari total 6,7 juta nasabahnya, hanya 300 ribu yang terdaftar di layanan m-banking. “Masih perlu edukasi,” kata Stephen Liestyo, Senior GM Consumer Banking BCA, pekan lalu.
Padahal kemudahan tidak hanya dinikmati oleh nasabah, tapi juga bank. Bagi pihak bank sendiri ongkos layanan yang dikeluarkan lewat layanan m-banking pun jauh lebih murah ketimbang lewat ATM ataupun teller.
Jika memang lebih praktis dan irit, mengapa m-banking tidak dijadikan pilihan utama bertransaksi? (ec-kt.300105)
Ponsel Menunjukkan Siapa Anda
17, February, 2005
APA yang membuat Anda tiba-tiba membeli telepon seluler baru dan mengistirahatkan ponsel lama? Ingin menikmati lebih banyak fitur, ingin penyegaran semata atau untuk bergaya?
Ada banyak alasan, tentu. Namun, di luar alasan ekonomi dan sejenisnya, setiap orang tetap saja punya preferensi sendiri dalam memilih ponsel idamannya.
Artinya, yang namanya selera tidak bisa dipaksakan. Karenanya, ada yang berpendapat bahwa ponsel menunjukkan kepribadian orang yang menggunakannya.
Maka, tidaklah mengherankan, bagi produsen dan vendor ponsel, pengenalan yang mendalam terhadap karakter pengguna teknologi bergerak ini sangat penting dalam membuat segmentasi pasar.
Segmentasi yang tajam akan membuat vendor dapat dengan lugas dan pas mengakomodasi keinginan konsumen dalam mendapatkan telepon seluler yang sesuai dengan minat, cita-rasa, fungsi dan bahkan juga koceknya.
Selain itu, segmentasi berguna untuk meningkatkan kemampuan produk tersebut dalam berkompetisi dan memprediksi kecenderungan di masa datang. Karenanya, “konsumen adalah kompas bagi kami,” ujar seorang praktisi seluler di Jakarta kepada saya suatu ketika.
Saat ini lebih satu miliar pengguna telepon seluler di dunia dengan beraneka kebutuhan penggunaan dan gaya hidup. Jadi, tidak mungkin ada satu model yang cocok dengan seluruh kebutuhan, gaya hidup dan preferensi individual.
Untuk itu, pihak vendor akan berusaha sekuat tenaga mencoba mendengar kebutuhan konsumen, mencoba mengelompokkan mereka sesuai dengan kesamaan cara berpikir dalam mempertimbangkan manfaat yang bisa didapatkan.
Penggunaan profil psikologis, sosiologis, gaya hidup dan demografis yang defenitif, tentu akan sangat membantu.
Faktor psikologis misalnya, berguna dalam menentukan bagaimana seorang individu berhadapan dengan keinginannya sendiri. Sebagian orang secara terbuka menunjukkan cara untuk memuaskan keinginannya, sebagiannya lagi bisa lebih mengendalikannya.
Sedangkan faktor sosiologis berguna dalam mengamati bagaimana seseorang berinteraksi dengan yang lain. Sebagian mencoba menempatkan “dirinya” dalam pusaran kehidupan, sebagiannya lagi mempunyai “rasa memiliki” terhadap kelompok sebagai yang paling utama.
Nokia misalnya, berangkat dari kerangka orientasi konsumen, yang kemudian melahirkan enam segmen “mindstyle” yang terbagi dalam empat kutub: extrovert (luwes), introvert (tertutup), me (aku) dan us (kita).
Enam segmen ini kemudian diformulasi ke dalam enam dimensi gaya yang terkait dengan manfaat emosional. Enam dimensi gaya tersebut: Premium, Classic, Fashion, Expression, Active dan Basic.
Ambil contoh kelompok “maintainer” yang lebih memilih ponsel-ponsel kelas Basic, merupakan kelompok target utama yang terdiri dari ikatan keluarga dan hubungan yang kuat dengan komunitas.
Kelompok ini juga terbilang konservatif, bergerak pelan dalam merespon kemajuan tanpa kehilangan respek dalam menjaga tradisi, rasa percaya diri bertangggung jawab, peduli dan mencintai.
Sebaliknya, kelompok “Impressor” merupakan kelompok target utama terhadap produk-produk Premium yang mencerminkan nilai kesuksesan, status dan kemapanan.
Membeli produk bermerek untuk menunjukkan sukses mereka dan sebagai respon dalam mengikuti trend “gaul”, sekaligus ekspresi harga diri yang tinggi.
Lebih dari itu, kelompok ini tak segan-segan membeli produk dengan harga tertinggi dan menunjukkan perhatian khususnya pada rekomendasi-rekomendasi produk yang ada.
Termasuk yang manakah Anda? (ec-kt.160105)