Ada Wi-Fi di Taman Kota

Sebuah taman kota di Surabaya, Jawa Timur, akan bertaburan hotspot akses Internet nirkabel. Semua orang yang memiliki perangkat akses berkemampuan wireless fidelity (Wi-Fi) akan bisa berselancar di Internet sambil istirahat atau melewati taman tersebut.

Ya. Taman Bungkul, nama kawasan itu, segera menjadi taman kota dengan akses nirkabel Wi-Fi. Menurut situs SuaraSurabaya.net, ini adalah taman kota pertama di Indonesia yang memiliki titik-titik sentra akses nirkabel.

Seperti diberitakan, Telkom mengucurkan dana Rp 1,5 miliar membangun Taman Bungkul menjadi taman kota dengan akses Wi-Fi.

Beberapa fasilitas yang akan dibangun di taman kota ini antara lain taman bermain anak, jogging track, skateboards track, food court, dan berbagai fasilitas bermain yang lainnya.

“Taman ini nantinya juga akan dilengkapi dengan fasilitas akses Internet Wi-Fi. Dan ini satu-satunya di Indonesia,” ujar Nanang Ismail Kosim, Executive General Manager Telkom Divisi Regional V Jawa Timur.

Wi-Fi adalah teknologi dengan sinyal radio yang memancarkan koneksi Internet hingga radius 100 meter.

Teknologi standar Wi-Fi alias 802.11b yang menggunakan spektrum 2,4 GHz mampu mentransmisikan sinyal sekuat 11 megabit per detik (Mbps).

Sementara itu, teknologi 802.11a, yang menggunakan spektrum 5 GHz, memungkinkan transmisi hingga 54 Mbps.

Sedangkan 802.11g, yang hanya menggunakan spektrum 2.4 GHz, mampu melakukan transfer data hingga dua kali lipat, 22 Mbps.

Jika peranti mungil ini ditaruh sebagai hotspot dengan koneksi berpita lebar, semua komputer ataupun perangkat genggam yang memiliki penerima Wi-Fi di sekitarnya bakal kecipratan akses Internet.

Karena itu, di kedai-kedai kopi, resto, ruang tunggu bandar udara, atau taman kota, Anda tak perlu sibuk mencari sambungan telepon hanya untuk mendapatkan akses Internet di laptop Anda.

Dimotori oleh para pelopor macam Rob Flickenger di San Francisco dan Anthony Townsend di New York, gagasan awal teknologi ini adalah bagaimana semua orang bisa menikmati akses Internet dengan gratis.

Meskipun pada kenyataannya saat ini untuk menikmati Wi-Fi sama sekali tidak gratis, setidaknya keberadaan akses nirkabel semacam ini sudah sangat membantu.

Setidaknya begitulah yang saya rasakan.

Budi Putra
Koran Tempo, Minggu 27 Agustus 2006 | e-culture